KIPER (Kajian Perkaderan) : Awal mula mencari ide dan gagasan solutif untuk masa depan perkaderan (PART 1)

Bismillah..

Forum ta’aruf dan orientasi (Fortasi) tentunya sudah sangat dikenal di kalangan siswa Muhammadiyah, fortasi merupakan Masa Orientasi Siswa (MOS) atau Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) yang khas dilakukan oleh sekolah Muhammadiyah, berisi materi-materi umum sebagaimana diselengarakan dalam MOS/PLS, dan materi-materi khusus tentang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Fortasi pada dasarnya tidak termasuk bagian dari perkaderan formal IPM yang terdapat pada Sistem Perkaderan IPM (SPI) emas yang digunakan hari ini. Bisa dibilang fortasi ini sebagai kegiatan pra perkaderan ataupun perkedaran non-formal yang ada di IPM. Karena lewat fortasi ini lah salah satunya siswa Muhammadiyah akan mengenal IPM untuk pertama kalinya, dan tidak sedikit pula kader-kader IPM yang memulai minat masuk IPM berawal dari pengalaman mengikuti fortasinya.

Fortasi sudah ada dan dilaksanakan bertahun-tahun lamanya hingga mengakar kuat dan tidak jarang menjadi tradisi sendiri di sekolah-sekolah Muhammadiyah dengan gaya khasnya masing-masing. Namun pada tahun 2020 kemarin, nampaknya pelaksanaan fortasi ini mengalami berbagai tantangan dan masalah hingga tidak sedikit sekolah Muhammadiyah kesulitan hingga tidak dapat melaksanakan fortasi ini. Penyebab utamanya, tentu akibat hadirnya pandemi yang membuat perubahan instan pada kebijakan pelaksanaan program belajar mengajar di seluruh sekolah di Indonesia dari tatap muka konvensional menjadi Pembelajaran jarak jauh (PJJ). 

Melihat kondisi hari ini terhitung genap setahun sejak hadirnya pandemi, Pimpinan Daerah IPM Kota Bandung merasa perlu mulai berbenah dan mencari solusi Bersama agar fortasi dapat dilaksanakan Kembali. Salah satunya kami menghadirkan sebuah forum diskusi semi-formal bisa dibilang, yang Bernama KIPER (Kajian Perkadaran). Tujuannya adalah sebagai wadah sharing ide dan gagasan diantara para kader IPM dan pihak-pihak terkait soal fortasi. Di kesempatan pertama kemarin pada hari selasa tanggal 08 Juni 2021 kami berkesempatan mengadakan diskusi Bersama Pimpinan Wilayah IPM Jawa Barat sebagai rakanda kami yang membimbing pimpinan daerah. 

Diskusi yang dimulai pada pukul 19.30 hingga 22.15 WIB tersebut dihadiri cukup banyak peserta diantara nya Ketua Umum PW IPM Jawa Barat, kang Rofid Izzuddin beserta beberapa jajarannya, Ketua Umum PD IPM Kota Bandung, Ridwan Maulana dan beberapa jajarannya juga, Ketua Umum PD IPM Kota Cimahi, Ananda dini Madani, perwakilan Pimpinan Cabang IPM di kota bandung, dan beberapa perwakilan dari Pimpinan Ranting IPM di Kota Bandung. Jumlah partisipan dalam aplikasi zoom meeting yang digunakan pun terhitung mencapai angka 28 peserta. Pada tulisan kali ini kami akan sedikit merangkumkan apa-apa saja hasil dari diskusi tersebut.

Spirit perkaderan yang diamanat Al-Quran

Muhammadiyah termasuk IPM di dalamnya pada dasarnya adalah sebuah Gerakan, yang dalam Bahasa arab disebut hadharah. Arti dari sebuah Gerakan adalah yang terus bergerak maju untuk peradaban.

وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

Terjemah : “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.” Q.S An-Nisa : 9

Ayat diatas adalah salah satu dasar pedoman dan spirit yang harus ada dalam Gerakan IPM. Jika kita kaji Kata (wau) yang pertama itu adalah wau atfin dan (lam) nya disebut lam amr dan setelah lam tersebut terdapat huruf (ya) (kho) (syin). apabila kita urai lebih dalam kata ini mengandung makna takut didalamnya, namun karena ada huruf (ya) di awalnya maka makna takut itu kita perspektifkan menjadi makna yang akan datang. Dan sebelum huruf (ya) terdapat huruf (lam) yang merupakan lam amr atau perintah, jadi apabila kita gabungkan manknanya menjadi “Dan takutlah” dan karena lam amr dalam kaidah ushul fiqh, maka menjadikanya sebuah kewajiban. Namun pertanyaannya adalah kewajiban takut untuk apa? yaitu takut bagaimana seandainya kita malah meninggalkan generasi selanjutnya dalam keadaan lemah.

Ini adalah sebuah spirit yang perlu kita tanam bersama dalam Gerakan IPM, agar kita dapat terus memperhatikan generasi-generasi selanjutnya yang berada dibawah kita, tentunya agar mereka terus bisa menjadi pelopor, pelangsung, dan penyempurna Amanah dari amal usaha Muhammadiyah dan bangsa Indonesia.

Sepertinya baru mulai pembahasannya kan, manga kita lanjut ke postingan berikutnya

Next…. KIPER (KajianPerkaderan) : Fortasi Masa Kini, jadikan tantangan sebagai peluang (PART 2)

By RM..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEFASILITATORAN : Peluang Sekali Mendayung Tiga Pulau Terlampaui

Pengertian Pelajar