Awal Mula Belajar Sejarah
Bismillah..
Belajar sejarah harus dimulai dari Al-Quran, di dalamnya ada sejarah umat manusia, bahkan 1/3 Al-Quran adalah
kisah sejarah, tapi bukan berarti Al-Quran adalah buku sejarah, kurang tepat
juga logikanya.
Kelebihan Sejarah yang ada di dalam Al
Quran dibanding selainnya adalah bahwa Segala hal yang ada di dalam Al Quran
memiliki sifat kebenaran absolut, pasti benar, sepanjang masa, dan tidak akan
bisa ditantang oleh siapapun. Hal itu berdasarkan klaim Al Quran sendiri yang
mengklaim sebagai sesuatu yang bukan berasal dari dunia ini (dunia manusia),
tapi berasal dari luar dunia ini, ia berasal langsung dari Allah Swt, merupakan
ilmu dan firman tuhan langsung, yang disampaikan melalui utusannya Rasulullah
Saw. Melalui perantara Wahyu Malaikat Jibril As. Jadi karena ia bukanlah buatan
manusia, bukan sesuatu yang dibuat didunia ini, melainkan buatan Allah Swt.
sendiri, Ketika di dalam Al-Quran sendiri membawa klaim dia pasti benar dan
tidak ada sedikitpun pertentangan di dalamnya, berimpliaksi tidak ada
seorangpun di dunia manusia ini yang bisa menentang kebenaran absolut Al Quran
ini. Dan sejatinya sudah terlambat 1400 tahun untuk menantang klaim itu,
sejarah sudah berjalan 1400 tahun dan hingga hari ini pun tidak ada yang bisa
menantang kebenarannya. Jika kalian enggan menerima al-quran sebagai wahyu
tuhan yang bukan dibuat didunia ini dan memiliki posisi kebenaran absolut, yaa
mangga aja.. Cuma kalian harus membutikannya dan mengambil taruhan tantangan klaim
dari al-quran tadi, buatlah yang semisal kata al-quran jika kamu memang bener
niat nantang Al Quran. Cuma ya tadi dah terlambat woy.. 1400 tahun terlambatnya
juga..
Jadi untuk belajar sejarah, Al Quran adalah
tempat pertama kali yang harus disinggahi untuk memulainya. Bahkan sejarah yang
di ungkap Al Quran tidak tanggung-tanggung, sejak dimulainya awal penciptaan
dan sejarah kehidupan manusia pertama kali pun, di ungkap oleh Al-Quran. Oke, jadi
mulai dari mana kita harus belajar sejarah dari Al-Quran, ya mulailah dari
kisah orang-orang terdahulu, terutama sebelum Al-quran ini diturunkan, kisah
sebelum zaman Rasulullah Saw. Jika di kategorikan dari subject atau pelaku
sejarah, Al Quran kebanyakan mengungkap sejarah melalui kisah para nabi dan
rasul, meskipun ada juga yang bukan termasuk itu sebagiannya. Kita mengenal ada
25 nabi & rasul yang “wajib” kita Imani, nah pertanyaan metakognitifnya
sekarang muncul, dari mana angka 25 itu berasal? Apa dasarnya hanya 25? Sedangkan
ada yang mengatakan jumlah sesungguhnya dari nabi dan rasul jauh dari itu. Kita
bisa temukan jawabannya di dalam Al Quran. Kenapa hanya 25? Karena hanya ada 25
nama nabi & rasul lah yang ada dan dikonfirmasi sebagai nabi & rasul di
dalam Al-Quran. Adapun tokoh semisal Luqman, Dzulqarnain, dkk tidaklah masuk
hitungan karena tidak tegas dikonfirmasi sebagai nabi maupun rasul, meskipun
masih sangat punya kemungkinan untuk hal itu.
Dari perjalanan sejarah para nabi &
rasul kita akan menyusuri sejarah Panjang peradaban manusia dari manusia
pertama Adam As. Hingga zaman Nabi Rasul terakhir Rasulullah Saw. Di dalamnya kita
akan banyak belajar sesuatu yang dinamakan “ibrah” dari sejarah, sederhananya
kita artikan pelajaran, namun makna yang lebih tepat adalah jembatan, seolah-olah
seperti jembatan yang menghubungkan antar 2 tempat. Dengan belajar sejarah kita
akan terhubung ke kisah yang sudah terjadi di masa lampau seolah-olah kita pun
turut hadir disana, karena menyebrangi jembatan ibrah tadi.
Tentu hikmah yang akan kita dapatkan dengan
menelusuri sejarah peradaban manusia yang panjang ini akan sangat banyak dan
beragam, tentu setiap pengelana akan membawa hasilnya masing-masing tergantung
pada apa yang dia temui dan dia pungut selama di perjalanan. Tapi tentu pelajaran
paling berharga yang akan diburu setiap pengelana adalah pelajaran mahal soal kehidupan
yang terikat waktu dan tak bisa diputar ulang, hingga setiap kesalahan dan keberhasilan
subjek pelaku sejarah akan jadi kompas berharga kita untuk tidak mengulangi
kesalahan yang sama atau justru mengikuti jejak kebesaran yang sama untuk
kehidupan kita yang terbatas waktu ini.
Setelah kita tahu harus mulai dari mana dan
apa yang kita harus cari dalam mempelajari sejarah melalui Al Quran, apa
selanjutnya? Yang cukup penting kita ketahui juga adalah bagaimana cara
mempelajarinya? Bak ibarat sebelum memulai sebuah pengelanaan yang Panjang,
tentu minimal kita akan menyiapkan kompas, peta atau petunjuk arah agar tidak banyak
salahnnya. Dalam mulai belajar sejarah melalui Al Quran pun kita harus menyiapkan
caranya atau metode yang benar.
Jadi metode seperti apa sih dalam belajar
sejarah melalui Al Quran yang perlu kita tahu? sebelumnya, ingat Al Quran bukanlah
buku sejarah, jadi jangan disamakan seperti kita belajar membaca buku sejarah. Beda,
oke. Pertama urutan, Kisah dalam Al Quran tidak berurut seperti dalam format buku
sejarah pada umumnya. Kenapa seperti itu? Lalu urutan sejarahnya seperti apa? Al
Quran dibangun dengan sistem posisi yang menyerupai posisi bintang-bintang di
langit. Maksudnya? Coba kita sedikit belajar tentang perbintangan deh, apa yang
kita lihat saat memandang langit berbintang di malam hari? Woow indah. Hanya itu?
Tapi coba bandingkan dengan sorang navigator (kapal laut atau pun orang tua
kita dahulu bepergian di malam hari), apa yang mereka lihat saat memandang langit
berbintang di malam hari? Yah.. mereka melihat pola, bahkan dari pola yang ada
mereka bisa menetukan arah, dari jutaan bintang di langit itu mereka bisa
melihat sesuatu yang tidak bisa kita lihat, bukan salah bintangnya, tapi salah
mata kitanya saja yang tidak terlatih. Dengan mata yang terlatih seorang
navigator bisa melihat pola pada bintang, menetukan arah, dan menavigasikan
kendaraannya. Tentu untuk melakukan itu perlu waktu, belajar ilmunya, dan skill
yang terlatih. Dia harus mempelajari seluruh bintang dan seluruh pola bintang
untuk bisa melakukan hal tersebut.
Oke balik lagi ke Al Quran yang memiliki
pola posisi seperti bintang, dalam Al Quran informasi dan kisah yang diungkap
disebar di semua surat dan tidaklah berurut a-z, jadi kita dalam mempelajarinya
pun harus, harus, dan harus mempelajari keseluruhan kisah dan informasi itu walau
hanya secara umum di permukaannya saja. Janganlah kita hanya mengambilnya
sepotong-sepotong, apalagi hanya mengambil satu ayat secara isolasi dan dengan
gegabah langsung mengambil kesimpulan. Kenapa ? karena bisa saja kesimpulan
kita malah salah, akibat tidak memperhatikan posisi informasi atau kisah yang
lainnya. Kedua, kita harus mencari pola, kita hubungkan satu ayat dengan ayat
yang lainnya secara harmonis, seperti seorang navigator menghubungkan satu
bintang dengan bintang yang lain dan terbaca lah sebuah pola. Dengan pola yang
kita temukan dan hubungkan kita akan mendapatkan pemahaman yang utuh dan
komprehensif dari sebuah informasi atau kisah. Ketiga, karena Al Quran ini kita
Sudah sepakati di awalya sebagai kebenaran absolut, maka kita jadikan Al Quran
sebagai prioritas dan pegangan dibandingkan sumber sejarah yang lain, termasuk
hadits, apalagi catatan sejarah. Jika ada pertentangan sejarah, Al Quran lah
yang harus dijadikan penentu atau hakim untuk memutuskan dengan mengikuti
kebenaran absolut Al Quran tadi. Sangatlah menjadi perbuatan yang tidak
menghormati Al Quran jika kita tidak memberi posisi tersebut pada Al Quran, dan
malah membandingkan atau memperdebatkannya dengan sumber sejarah lainnya.
Oke sudah cukup Panjang, lebih baik
lanjutannya kita bahas di lain kesempatan saja. Terakhir lah ada muncul
pertanyaan seperti ini, “Kenapa point sejarah a,b,c misal tidak ada atau tidak
ditemukan oleh kita dalam Al Quran?” hmm sebetulnya ada dua jawaban untuk hal
ini, bisa jadi bukan tidak ada namun kitanya saja yang belum menemukan, saking
luasnya ilmu yang ada di dalam Al Quran. Atau bisa jadi, hal tersebut memang
tidak perlu dijelaskan dalam Al Quran. Mengapa demikin? Karena sekali lagi Al
Quran bukanlah buku sejarah yang harus merinci setiap detailnya. Al Quran hanya
akan menjelasakan atau memuat apa yang ingin allah muat dalam Al Quran, yang
secara sederhananya bisa diambil implikasi Al Quran hanya menjelaskan yang
penting saja, kalau tidak ada dalam Al Quran yang sederhananya tidak penting. Semisal
ada kisah tertentu yang tidak diungkap identitas pelaku sejarahnya, hanya
disebutkan seseorang atau kata ganti lainnya tanpa diungkap nama atau identitatasnya
ya.. itu hak Al Quran dan itu artinya memang tidak penting penting amat untuk
diungkap, yang pentingnya adalah kisahnya, dan sebagainya.
Sudah ah, diteruskan akan masih Panjang lagi..
sekian..
Komentar
Posting Komentar